Melihat banyaknya negara-negara terutama negara timur tengah yang dilanda perang saudara dan semakin menjamurnya ajaran-ajaran wahabi dewasa ini di berbagai lini kehidupan membuat saya menarik suatu kesimpulan bahwa ternyata ada keterkaitan antara munculnya Wahabisme di suatu negara dengan kehancuran negara tsb.
Apa yang terjadi di negara-negara timur tengah yang hancur oleh Wahabi terdapat suatu pola yang mirip yang digunakan Wahabi untuk menghancurkan negara tsb. Disini saya jabarkan pola yang mereka gunakan dimana setidaknya ada beberapa tahapan yang digunakan Wahabi untuk menghancurkan suatu negara.
1. Memperkenalkan diri sebagai kelompok penyelamat, paling suci dan berjalan di atas kebenaran.
Kelompok Wahabi biasanya bergerak di bawah tanah, hanya eksklusif pada orang-orang tertentu yang memiliki jaringan mereka saja. Tetapi pada saat mereka mempunyai misi, mereka akan menyebarluaskan 'dakwah' mereka secara masif. Mereka cenderung mengklaim bahwa mereka adalah kelompok penyelamat di tengah buruknya keber-agama-an umat di negara tsb.
Mereka akan mendoktrin atau melakukan propaganda kepada orang-orang di negara tsb bahwa negara dan agama mereka tengah terancam oleh musuh-musuhnya. Dan Wahabi dalam propagandanya mengklaim bahwa merekalah yang masih suci dan belum tercemar musuh-musuh tsb. Mereka mengaku berjalan di atas kebenaran di tengah kebobrokan negara dan agama bagai seorang Mesias yang muncul menyelamatkan umat manusia dari para Dajjal.
2. Aktif melakukan kaderisasi kepada pemuda labil yang
semangat beragama.
Setelah memperkenalkan diri sebagai kelompok yang berdiri di atas kebenaran. Wahabi akan gencar melakukan 'dakwah' kepada orang-orang di sekitar mereka terutama kalangan pemuda yang tengah semangat-semangatnya dalam beragama.
Biasanya mereka menyebarkan paham mereka melalui berbagai cara seperti lewat media sosial, artikel di internet, selebaran-selebaran di masjid/pinggir jalan, hingga melakukan 'pengajian mingguan' di masjid-masjid terutama di sekolah-sekolah umum non madrasah atau kampus-kampus non PTKI.
Anak-anak muda yang tengah semangat dalam beragama dan belum memahami intisari dari ajaran agama menjadi sasaran kaderisasi Wahabi yang empuk. Dengan bermodal jenggot, celana cingkrang, jubah dan sedikit bisa berbahasa Arab, ustad Wahabi melakukan doktrinasi kepada anak-anak muda. Mencekoki mereka dengan paham-paham yang ekstrim dan pemahaman agama yang keliru.
3. Memvonis kafir/sesat kelompok-kelompok agama di negara tsb.
Dalam ajaran dan doktrinnya, Wahabi sering menuduh kelompok-kelompok agama di negara tsb sebagai kafir/sesat. Contoh kecil saja kemunculan Wahabi di Indonesia yang menuduh kelompok NU dan Muhammadiyah sebagai kelompok yang menyimpang dari Islam. NU sering dicap sebagai kelompok yang melakukan tradisi Bidah.
Di banyak negara, isu Sunni-Syiah juga banyak digunakan oleh Wahabi untuk mencari simpati. Dalam pengajian mereka sering membahas keburukan-keburukan kelompok-kelompok tsb yang mengarah pada provokasi perang saudara. Bahkan belakangan ini isu Syiah yang mereka klaim bukan bagian dari Islam terus meningkat seiring semakin memanasnya hubungan Saudi dengan Iran. Segala cara mereka tempuh agar terbentuk suatu opini di tengah masyarakat bahwa Syiah adalah musuh Islam dan wajib dimusuhi.
4. Membentuk opini anti pemerintah.
Setelah terbentuk sentimen bahwa mayoritas di negara tersebut dikuasai oleh kelompok-kelompok musuh Islam.
Mereka akan membentuk opini anti pemerintah. Cara membentuk opini mereka biasanya dilakukan dengan penyebaran berita-berita hoax yang tidak dapat diklarifikasi kebenarannya. Mereka juga sering menebarkan fitnah atas pemerintah yang berkuasa. Mereka akan mencap pemerintah yang berkuasa tengah disusupi musuh negara dan Islam yang kelak akan menghancurkan negara dan Islam. Kemudian mereka memprovokasi kader-kader mudanya untuk memusuhi pemerintah. Mereka akan mengatakan bahwa pemerintah tidak becus lagi mengurus negara atau pemerintah yang ada adalah pemerintahan yang korup dan wajib diperangi. Contoh dari model ini adalah Muamar Gaddafi yang dituduh sebagai presiden yang korup dan sewenang-wenang dalam memerintah. Hosni Mubaarak di Mesir juga ditumbangkan karena ia dituduh melakukan korupsi dan bekerjasama dengan musuh-musuh Islam.
Selain menggunakan isu-isu politis, isu-isu agama/sektarian juga sering digunakan sebagai senjata untuk membentuk opini anti pemerintah. Pemerintah akan dicap sebagai gerombolan orang-orang yang berpaham menyimpang dari Islam untuk kemudian mereka mengkompori kader-kadernya untuk memusuhi mereka. Seperti contoh Bashar Al-Assad presiden Suriah, ia dicap sebagai seorang Syiah yang menjadi musuh Sunni. Mereka mengklaim bahwa Al-Assad adalah seorang yang telah keluar dari ajaran Islam yang benar dan menyalahgunakan wewenang dalam pemerintahannya. Pola yang sama juga ditemui di Indonesia dimana Presiden Joko Widodo sering dicap sebagai seorang Syiah yang telah melenceng dari ajaran Islam yang benar. Presiden Jokowi juga sering dianggap tidak becus menjalankan roda pemerintahan sehingga banyak kader-kader Wahabi membencinya.
5. Membentuk opini negara telah hancur/sedang dikuasai kelompok sesat.
Beranjak dari kebencian terhadap pemerintah, kaum wahabi kemudian mengembangkan opini anti pemerintah ke opini bahwa negara tengah dalam kehancuran akibat tidak becusnya pemerintah yang sah dalam mengelola negara. Biasanya mereka menebarkan fitnah-fitnah atau berita-berita bohong seperti ekonomi tengah terpuruk atau pemberontakan terjadi dimana-mana dan negara di ambang kehancurannya.
Negara yang tengah tertimpa apes entah itu memang ekonomi yang kebetulan saat itu tengah sedikit terpuruk atau ada bagian dari negaranya yang terlibat konflik biasanya akan mereka perparah dengan berita-berita dan propaganda-propaganda yang provokatif. Mereka akan mengajak seluruh warga negara tersebut untuk memusuhi pemerintahan yang dianggap tidak becus tadi.
Selain membentuk argumen bahwa pemerintah tidak becus mengelola negara, mereka biasanya lagi-lagi menggunakan isu agama/sektarian bahkan SARA atau pemerintah yang disusupi komunis/bekerjasama dengan kafir menjadi andalan mereka untuk memprovokasi warga menjadi andalan mereka dalam membentuk opini anti pemerintah. Contoh untuk kasus ini adalah kasus Suriah, Tunisia, Mesir, Libya dan Boko Haram di Nigeria.
6. Melakukan demonstrasi besar-besaran menggulingkan pemerintah dengan mengerahkan kader-kader muda.
Setelah isu-isu serta opini-opini yang mengarah pada perang saudara dan anti pemerintahan. Mereka akan mengobarkan seruan berjihad untuk melawan kedzhaliman tsb. Mereka akan mengerahkan kader-kadernya untuk turun ke jalan-jalan memprotes dan memaksa pemerintah untuk lengser dan melakukan reformasi total.
Sebelum kepada tindakan demonstrasi biasanya diawali dengan pengusiran atau perang horisontal antar suku/sekte di negar tersebut. Semisal Yaman dan Suriah yang diawali dengan munculnya konflik sektarian horisontal yang menyebabkan goyahnya stabilitas negara.
Setelah stabilitas negara goyah, mereka baru akan menyerang pemerintah entah melalui demo-demo anarkis seperti yang terjadi di Mesir dan Tunisia atau bahkan hingga pemberontakan bersenjata ekstrim seperti yang terjadi di Libya dan Suriah.
7. Pemerintah sah lengser, dan mereka menguasai negara tsb utk kemudian menyedot sumber daya negara tersebut untuk kepentingan mereka.
Nah jika pemerintah yang sah sudah lengser berkat demonstrasi besar-besaran mereka. Mereka akan menduduki posisi-posisi pemerintahan. Mereka akan mengganti peraturan-peraturan yang mereka anggap melemahkan kedudukan mereka/menghalangi misi mereka dengan peraturan-peraturan yang tidak melehmahkan dan menghalangi mereka.
Jika sudah demikian, mereka akan menyedot/mengobral sumberdaya yang ada di negara tersebut seperti minyak bumi dan gas. Contoh yang sudah terjadi dapat dilihat di Libya dimana dulu Muamar Gadafi yang tengah melakukan embargo minyak kepada Barat kemudian ia dikudeta oleh sekelompok pemuda yang mengaku penyelamat agama untuk kemudian sumberdaya alam Libya dikuras habis dan dijual kepada Barat. Contoh lain sekarang yang masih terjadi adalah kasus Suriah yang juga ternyata memperebutkan ladang minyak dan gas yang melimpah disana. ISIS yang mengaku sebagai kelompok pembela agama juga tidak terlepas dari perebutan ladang minyak di Suriah. Alasan mengapa Iran dibenci oleh Barat dan Saudi juga karena ketidakmauan Iran untuk mengekspor sumberdaya minyak dan gasnya dan kemudian dimunculkanlah isu Syiah dan Nuklir dalam rangka membentuk sentimen anti Iran kepada orang-orang di seluruh dunia.
Berangkat dari pola-pola di atas, maka dapat kita tarik kesimpulan betapa berbahayanya kelompok satu ini. Gus Mus dalam puisinya menyatakan bahwa ada orang yang mencatut nama Tuhan untuk mencemarkan nama baik Tuhan. Dan Wahabi ini salah satunya, mereka mengklaim diri mereka sebagai perwakilan Tuhan yang paling benar namun malah mereka memiliki misi yang jauh dari wakil Tuhan.
Kita berdoa bersama-sama semoga kelompok ini tidak dapat menjalankan pola-pola di atas untuk menghancurkan negara kita Indonesia meski tidak dapat kita pungkiri bahwa mereka perlahan namun pasti sudah menjalankan pola-pola ini di Indonesia tetapi semoga jurus-jurus mereka tidak mempan diaplikasikan di Indonesia, amin.
Amin...
BalasHapusmas Amal...
Artkel Varokah.
Lalu, pertanyaan saya berapalama rata-rata waktu yang diperlukan oleh mereka untuk melewati tiap-tiap langkah tad, hingga suatu negara benar-benar mereka kuasai?
#Ben_Rame
kalau dibuat rata-rata akan capek kita menghitungnya.. tapi yang jelas semuanya bergantung pada sikap warga negara tsb.. jika mereka mampu mempertahankan ukhuwah islamiyah, ukhuwah bashariah dan ukhuwah wathaniyah insya Allah Wahhabi tidak akan menghancurkan negara tsb
Hapus