Blog Muhammad Muhtam Amalana
find me on fb: Muhammad Muhtam Amalana || ig: @Ini_Muhtam || muhtam.xfriends@yahoo.com
Rabu, 29 Maret 2023
Rabu, 25 Mei 2022
TUGAS KITA HANYA BERUSAHA: SEBUAH RENUNGAN TENTANG REZEKI
Sudah genap empat tahun sejak saya dan kawan saya mendirikan kursus bahasa asing online. Sejak saat itu hingga sekarang saya terus saja bergulat di dunia marketing. Dari awal saya memang tidak memiliki basic marketing. Satu-satunya pengalaman saya berjualan adalah saat saya MTs. Dulu, sambil bersekolah, saya pernah sambil berjualan pulsa kepada kawan-kawan sekolah saya. Hasilnya pun lumayan untuk menambah uang jajan waktu itu. Setelah itu vakum berjualan dan tidak bersinggungan lagi dengan dunia marketing cukup lama. Lalu berlanjut kembali saat kuliah, sekira semester 4 saya mulai iseng saja berjualan buku bahasa Arab, hasilnya memang tidak seberapa, tetapi dengan berjualan buku saya memiliki kesenangan dan kepuasan tersendiri. Setelah jalan beberapa bulan, saya pun menghentikan jualan buku ini karena terforsir kuliah dan organisasi.
Kemudian pada suatu pagi di bulan Januari 2018, seorang kawan saya memiliki ide untuk bagaimana jika kami berdua membuat bisnis yang sekiranya mudah dijalani, untungnya besar, dan tentunya dengan modal sedikit. Syukur-syukur bisa berjalan walau tanpa modal. Kemudian tercetuslah oleh saya untuk membuat sebuah lembaga bimbingan belajar ala kadarnya dengan menghimpun teman-teman seperjuangan dari organisasi kampus kami waktu itu. Singkat cerita terbentuklah Lembaga Kajian dan Pengajaran Bahasa pada hari itu.
Sudah empat tahun ini saya dan kawan saya menjalankan lembaga yang kami bentuk itu. Berbagai macam tantangan dan rintangan pun sudah kami lewati. Saya pun jadi belajar banyak tentang dunia marketing dari LKPB ini. Yang dulunya saya berjualan secara sederhana melalui mulut ke mulut, kemudian secara sederhana dari WA ke WA. Dari LKPB saya kemudian dipaksa bagaimana untuk berjualan dan memasarkan produk LKPB ini dengan cara kreatif dan efektif.
Saya masih ingat strategi pertama kali saat memasarkan Kelas Bimbel Mata Kuliah Bahasa Arab LKPB waktu itu. Saya membentuk suatu marketplace berbasis WhatsApp grup yang kemudian saya namai Pasar Walisongo. Saya sadar bahwa di kampus saya, UIN Walisongo Semarang, waktu itu banyak mahasiswanya yang memiliki sampingan berjualan secara online maupun offline. Sayangnya, dari sekian banyak mahasiswa yang berjualan waktu itu belum ada suatu wadah bagi mereka berjualan. Dari keresahan itu kemudian saya membuat Pasar Walisongo. Saya berpikirannya begini, kalau kita kebingungan ke market mana kita jual produk kita, maka lebih baik kita buat market kita sendiri. Dan BOOM, baru beberapa jam Pasar Walisongo saya rilis, grup itu langsung penuh sehingga saya harus membuat grup Pasar Walisongo II.
Apa yang saya pikirkan tentang membuat market sendiri berbuah manis. Dari target penjualan kelas bimbel bahasa Arab yang hanya 20 peserta saja waktu itu kami sukses memperoleh sekitar 80 peserta. Sejak saat itu saya dan kawan saya sangat antusias dengan usaha baru kami ini. Sejak saat itulah kami setiap hari memikirkan apa langkah selanjutnya agar kelas yang kami tawarkan bisa laris. Hingga sekarang kami mengestimasi alumni yang pernah belajar di LKPB sudah lebih dari seribuan orang dari seluruh Indonesia. Dari yang semula bersifat lokal di sekitar kampus UIN Walisongo, berkat pandemi pada tahun 2020, LKPB kini bisa menjangkau seluruh Indonesia dengan kelas online.
Termasuk dalam teknik marketing yang kami gunakan dalam memasarkan kelas adalah dengan mengadakan seminar dengan tema yang terkait dengan kelas yang kami tawarkan. Hampir setiap bulan kami mengadakan seminar online dengan menggandeng senior atau teman yang menguasai bidang tersebut untuk menjadi pembicara. Saya sampai pernah berkelakar dengan teman-teman di LKPB kalau LKPB bisa saja mencetak rekor MURI sebagai lembaga yang paling sering mengadakan seminar. Pantas saja, dalam sebulan setidaknya kami mengadakan seminar sekali. Belum lagi kalau menjelang masuknya mahasiswa baru bisa-bisa dalam seminggu ada 2-3 kali seminar. Pada pertengahan 2020 hp yang saya gunakan untuk menghimpun massa seminar sempat overload hingga mati karena saking seringnya digunakan untuk seminar dan banyaknya peserta yang mengikuti seminar yang kami adakan. Untung saja kawan saya bersedia meminjami hp nya untuk sementara hingga terkumpul uang untuk membeli hp baru.
Belakangan ini selain mengadakan seminar, saya juga mengajak tim marketing LKPB untuk secara aktif melakukan kerjasama pelatihan TOEFL dengan instansi-instansi luar seperti organisasi kampus, perusahaan, dan lain-lain. Saya bertugas untuk mencari Nomor WA pemimpin atau perwakilan instansi yang akan kami ajak bekerjasama. Sementara dua kawan saya yang satu bertugas membuat proposal kerjasama, dan satunya lagi bertugas menghubungi instansi yang nomornya sudah kami dapatkan. Bentuk kerjasama yang kami tawarkan adalah dengan mengadakan pelatihan TOEFL sehari secara gratis, kemudian kami meminta instansi yang bekerja sama dengan kami untuk turut aktif menjualkan kelas reguler kami. Jika mereka berhasil menjualkan maka mereka akan mendapatkan komisis per peserta yang mendaftar melalui tim panitia instansi tersebut maka mereka berhak mendapatkan komisi 15rb per peserta.
Di sini lah letak misteri dalam dunia marketing sebenarnya. Sekeras apapun dan sekuat apapun kita berusaha untuk menjualkan produk kelas pada suatu periode tidak mesti berbanding lurus dengan hasil dan keuntungan yang akan kita raih dari hasil promosi tersebut. Katakanlah pada suatu periode promosi kelas, kami mengadakan seminar dengan peserta berjumlah 100 orang. Tetapi, peserta yang berhasil kita closing bisa saja hanya 2 atau 3 orang saja. Namun pada kesempatan lain saat kami mengadakan seminar juga dengan peserta yang tidak mencapai 50 kami bisa mendapatkan hingga 10 orang. Di kesempatan lain dengan peserta yang mencapai seratusan, kami bisa mendapatkan 30 orang yang mau mengikuti kelas kami.
Tidak ada rumus pasti bagaiamana orang yang kita berikan informasi kelas dengan orang yang berhasil untuk ikut kelas kami. Semua itu misteri. Kita tidak dapat menerka apakah kelas bulan ini akan lebih sukses dari kelas bulan kemarin. Ataukah kelas bulan depan akan lebih banyak pesertanya atau sedikit itu semua sama sekali adalah sebuah misteri. Bisa saja orang yang kami berikan informasi pada bulan kemarin baru join kelas kami beberapa bulan setelahnya. Bisa saja orang yang bahkan tidak memfollow sosial media kami tiba-tiba chat kami dan mengatakan ingin ikut kelas kami.
Tugas kita sebagai tim marketing hanyalah mempromosikan dan terus mempromosikan produk kami kepada orang lain walaupun promosi kita, iklan kita, propaganda kita terlihat disepelekan oleh target market kita. Walaupun sepertinya mereka tidak mengacuhkan produk kita. Tetapi hati manusia tidak ada yang tahu kecuali dia yang maha membolak-balikkan hati. Bisa saja tahun depan, bisa saja besok, bisa saja bulan depan atau kapanpun salah satu atau beberapa dari mereka pasti ada yang kembali dan menghubungi kita lagi untuk dapat membeli produk yang pernah ktia tawarkan. Kita tidak akan pernah tahu. Yang terpenting istiqomah untuk terus melakukan promosi, agitasi, propaganda, atau apalah itu sebutannya. Rezeki Tuhan sangatlah luas, kita tidak tahu dari sebelah mana rizki kita akan kita dapatkan. Jangan pernah berhenti atau berputus asa dalam mencari rezeki. Karena sesungguhnya kita sudah memiliki jatah rezeki kita masing-masing.
Suatu sore di Soneyan, 25 Mei 2022.,
Sabtu, 12 Oktober 2019
AUTO LULUS TOEFL-IMKA: MUNGKINKAH?
Minggu, 30 Juli 2017
Limang Alasan Geneo nek Kuwe Wong Pati kok Nyaman nek Semarang [Artikel Basa Jawa]
Ternyata pas tak teliti dewe, ono beberapa alasan kenopo wong Pati seng kerjo utowo Kuliah nek Semarang iku do betah urep nek kono. Iki kiro-kiro limang alasane geneo nek kuwe wong Pati kudu kerjo utowo kuliah nek Semarang. Nek kuwe nduwe alasan liyane sangger tulis ae alasanem nek kolom komentar. :D
Sabtu, 29 Juli 2017
Boso Jowo Pati vs Boso Jowo nJeporo [Artikel Basa Jawa]
Mbe'e podo-podo boso Jowo karo panggonane jejeran muk batesan karo gunung Murio, ternyata boso Jowo Pati mbek boso Jowo nJeporo iku bedane adoh. Senajan ora adoh-adoh banget nanging nek tau ketemu mesti kuwe aku iso mbedakno endi leh seng wong Pati karo endi seng wong Jeporo.
Nek kene tak jelasno beberapa conto bedane boso Jowo Pati karo boso Jowo nJeporo. Nek menowo kuwe nduwe perbedaan liyo tulis ae komentarem nek kolom komentar ben podo-podo reti. :D
Membangun Pembelajaran Bahasa Arab yang Pancasilais
Telah umum di antara kita bersama terutama di kalangan umat Islam bahwa Bahasa Arab adalah bahasa yang sakral. Berbeda dengan bahasa-bahasa lain, bagi Umat Islam Bahasa Arab adalah bahasa yang suci yang hanya diucapkan di saat-saat yang suci saja seperti beribadah, berdoa, membaca Al-Quran dan lain-lain serta haram diucapkan di tempat-tempat kotor semisal kamar mandi. Tulisan Arab pun tak lepas dari kesakralannya. Sering kita temui di sekitar kita ketika ada orang yang melihat tulisan Arab di kertas berserakan di lantai, secara spontan akan diambil dan diletakkan di 'tempat yang layak' meskipun tidak tahu apakah isi dari tulisan tersebut, bisa saja kertas tersebut berisi umpatan atau kata-kata kotor berbahasa Arab.