Rabu, 05 Juli 2017

Menjadi seorang Polyglot part. 1 (curhat)



Alhamdulillah setelah setahun berlalu, saya baru diberikan sedikit pencerahan oleh Sang Maha Pencerah dengan memberikan saya inspirasi untuk saya tuliskan di blog ini. Saya cek blog ini, terakhir kali saya posting adalah setahun yang lalu di bulan Juli juga, entah kenapa pada bulan antara Mei, Juni, Juli dan Agustus saya baru punya ide untuk menulis di blog :D. Mungkin ini pengaruh kuliah atau apa, tetapi kalau memang pengaruh kuliah kok banyak teman saya yang juga nge-blog bahkan menulis artikel hingga tembus ke koran nasional dengan kuliah yang tetap lancar. Hehehe mungkin hanya alasan saya saja yang sebenarnya males menuangkan kata-kata ke blog. Jujur saja sih, saya lebih senang mencurahkan ide-ide dan pemikiran absurd bin gak jelas saya di facebook. Selain lebih praktis, tentu hasilnya langsung terlihat berapa banyak yang meng-like, meng-share dan mengomentari postingan saya. Dibandingkan di blog yang buka blogger dot com itu udah berat (maklum internet seadanya), hasilnya juga belum bisa dilihat dengan instan sebagaimana di facebook. Yaah itulah sedikit alibi dari saya. Semoga saya selalu diberikan istiqomah agar bisa terus menulis dan mengabadikan pemikiran saya.

Baiklah, dalam tulisan ini saya mau bercerita (atau mungkin sedikit curhat) tentang pengalaman saya menjadi seorang
POLYGLOT. Apa itu polyglot? Polyglot itu merek tv dan hape adalah sebuah istilah bagi seseorang yang menguasi minimal empat bahasa atau sukur-sukur lebih. Hah? Empat bahasa? Hmmm... kalau kamu orang Indonesia asli mah gausah heran empat bahasa, terlebih kalau kamu orang Jawa/Sunda.. Auto-Polyglot itu hahaha.. dari lahir sudah menguasai Jawa Ngoko, Kromo, Indonesia dan masuk SD kelas IV udah diajari bahasa Inggris. Udah kan kamu Polyglot? Hehehe. Tapi di sini saya tidak membicarakan Polytron Polyglot yang itu. Saya membicarakan Polyglot sebagai sebuah kemampuan menguasai minimal empat bahasa dan/atau lebih dan bukan cabang bahasa, tetapi memang bahasa yang berdiri sendiri dan berbeda satu sama lain.
Bukannya mau pamer atau sombong nih, tapi saya sudah menjadi seorang polyglot bahkan sejak SMP (atau lebih tepatnya MTs). Iya, sejak saat itu saya sudah menguasai empat bahasa, yaitu bahasa Jawa (karena saya orang Jawa), Indonesia (karena saya berkebangsaan Indonesia), Inggris (bawaan dari jaman SD meskipun saat itu belum lancar) dan Arab (karena masuknya di madrasah ya mau tidak mau harus ‘menelan’ bahasa Arab.

Seiring berjalannya waktu saya semakin tertarik dengan pelajaran-pelajaran kebahasaan. Saking tertariknya dengan bahasa, saya pas SMA (atau tepatnya MA) saya kebetulan masuk jurusan IPA (iya, Cuma kebetulan saja, kapan-kapan tak critani). Tiga tahun saya sekolah di jurusan IPA, sampe lulus saya TIDAK PAHAM SAMA SEKALI apa yang selama ini tak pelajari. Saya buka kembali LKS pas MA dulu saya seolah baru pertama kali membukanya, bukannya tidak pernah membuka, tetapi memang saya setiap kali membuka LKS mapel eksakta saya seperti tidak pernah melihat sebelumnya karena saking tidak pahamnya dengan pelajaran. 

Di sisi lain, saya justru malah semakin terasah kemampuan berbahasa Inggris saya, terbukti beberapa kali ikut lomba bahasa Inggris di MA dan sempat jadi semacam ketua di ekstrakurikuler bahasa Inggris di MA. Di samping itu kemampuan bahasa Arab saya juga semakin meningkat karena memang model pembelajaran yang sangat efektif diterapkan di MA saya sehingga saya malah semakin jatuh cinta dengan bahasa Arab.

Kelas XI MA saya sangat ingat sekali, hari itu di suatu sore di bulan September 2013 di sebuah Warnet saya sempat iseng mencari video bokep pembelajaran bahasa Ibrani. Entah darimana ide itu datang tapi saya memang sudah tertarik mempelajari bahasa Ibrani yang katanya bahasa orang-orang Yahudi yang dikenal pinter-pinter (padahal mah biasa aja :v ). Sejak saat itulah saya mulai belajar bahasa Ibrani secara otodidak. Juga saya sering berkomunikasi dengan ‘pengagum’ bahasa Ibrani di facebook, jadi dikit-dikit ikut membantu kemampuan berbahasa saya.

Masuk masa Kuliah.. saya kebetulan kuliah di jurusan Pendidikan Bahasa Arab (asalnya sih pengen masuk bahasa Inggris, tapi gagal, ya kapan-kapan tak critani) otomatis lah, mau tidak mau saya dijojohi materi bahasa Arab secara terstruktur, sistematis dan masif lah. Di sini kemampuan bahasa Arab saya terus berkembang hingga sekarang dan saya belum menemukan kepuasan dengan kemampuan ini. Di samping itu, saya juga bergabung di sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa di Fakultas saya, namanya Lembaga Studi Bahasa biasa disingkat LSB, benderanya ada 2 orang salaman. Hehehe. Ya kebetulan saya jadi ketuanya di periode 2017 ini (lagi-lagi kebetulan, kapan-kapan tak critani neh). Di UKM ini saya bukan hanya belajar dan terkadang mengajar bahasa Arab saja, tetapi bahasa Inggris juga menjadi concern sehingga meskipun di jurusan Bahasa Arab, insya Allah Bahasa Inggris saya tidak luntur.

Seiring berjalannya waktu, saya sejak September 2016 lalu juga ikut nimbrung di komunitas Polyglot Indonesia Semarang. Awalnya sih pengen cari kenalan gitu buat belajar bahasa Ibrani bareng, sukur-sukur nemu cewek, tapi ya apa daya ga nemu. Boro-boro cewek, table ibrani saja tidak ada. Ya sejak saat itu saya malah mulai jatuh cinta dengan kamu bahasa Belanda. Kenapa? Karena saya pikir, semarang itu kan katanya Little Nederland, ya mungkin saya dapat menemukan  sensasi sendiri saat mempelajari bahasa belanda di kota semarang. Seperti seolah-olah naik mesin waktu kembali ke jaman kolonial gitulah rasanya.

Selain lima bahasa tadi, saya juga pernah iseng-iseng saja sih, belajar bahasa Yunani (biar kayak filsuf lah), Aram (ini bahasa ibu dari Nabi Isa a.k.a Yesus Christ. Bahasa ini lebih dikenal dengan bahasa Suryani) dan juga bahasa Rusia (udah sempet download daftar hurufnya dan disimpen di PC, tapi setelah dilihat-lihat rasanya pengen muntah, haha mungkin belum waktunya). Jadi total saya menguasai Jawa (dengan segala logat dan tingkatannya), Indonesia, Arab (standard arabic sama Mesir), Inggris (American, British dan sedikit Australian), Ibrani (ibrani alkitab terutama) dan Belanda (basic banget).

Nah itulah curhatan saya mengenai sedikit kemampuan berbahasa saya. Bukan bermaksud sombong atau pamer sih, ini murni karena tangan udah gatel pengen nulis di blog, jadi maklumin aja. Ya itung-itung biar blognya ada isinya. Setelah posting ini, nanti saya ceritakan darimana saya belajar keenam bahasa tadi, teknik apa yang saya gunakan dan kenapa saya belajar itu. Oke.. kita cukupkan dulu di posting pertama di 2017 ini. Ciao

2 komentar:

  1. BetMGM.casino - DMC Newsroom
    Casino games. BetMGM, the 군산 출장샵 sports betting and live 김제 출장안마 dealer gaming division of MGM Resorts International, is one of 원주 출장샵 the premier brands in the 경기도 출장마사지 business. 안동 출장마사지

    BalasHapus