Alhamdulillah setelah setahun berlalu, saya baru diberikan
sedikit pencerahan oleh Sang Maha Pencerah dengan memberikan saya inspirasi
untuk saya tuliskan di blog ini. Saya cek blog ini, terakhir kali saya posting
adalah setahun yang lalu di bulan Juli juga, entah kenapa pada bulan antara
Mei, Juni, Juli dan Agustus saya baru punya ide untuk menulis di blog :D.
Mungkin ini pengaruh kuliah atau apa, tetapi kalau memang pengaruh kuliah kok
banyak teman saya yang juga nge-blog bahkan menulis artikel hingga tembus ke
koran nasional dengan kuliah yang tetap lancar. Hehehe mungkin hanya alasan
saya saja yang sebenarnya males menuangkan kata-kata ke blog. Jujur saja sih,
saya lebih senang mencurahkan ide-ide dan pemikiran absurd bin gak jelas saya
di facebook. Selain lebih praktis, tentu hasilnya langsung terlihat berapa
banyak yang meng-like, meng-share dan mengomentari postingan saya. Dibandingkan
di blog yang buka blogger dot com itu udah berat (maklum internet seadanya),
hasilnya juga belum bisa dilihat dengan instan sebagaimana di facebook. Yaah
itulah sedikit alibi dari saya. Semoga saya selalu diberikan istiqomah agar
bisa terus menulis dan mengabadikan pemikiran saya.
Baiklah, dalam tulisan ini saya mau bercerita (atau mungkin
sedikit curhat) tentang pengalaman saya menjadi seorang
POLYGLOT. Apa itu
polyglot? Polyglot itu
Bukannya mau pamer atau sombong nih, tapi saya sudah menjadi
seorang polyglot bahkan sejak SMP (atau lebih tepatnya MTs). Iya, sejak saat
itu saya sudah menguasai empat bahasa, yaitu bahasa Jawa (karena saya orang
Jawa), Indonesia (karena saya berkebangsaan Indonesia), Inggris (bawaan dari
jaman SD meskipun saat itu belum lancar) dan Arab (karena masuknya di madrasah
ya mau tidak mau harus ‘menelan’ bahasa Arab.
Seiring berjalannya waktu saya semakin tertarik dengan
pelajaran-pelajaran kebahasaan. Saking tertariknya dengan bahasa, saya pas SMA
(atau tepatnya MA) saya kebetulan masuk jurusan IPA (iya, Cuma kebetulan saja,
kapan-kapan tak critani). Tiga tahun saya sekolah di jurusan IPA, sampe
lulus saya TIDAK PAHAM SAMA SEKALI apa yang selama ini tak pelajari. Saya buka
kembali LKS pas MA dulu saya seolah baru pertama kali membukanya, bukannya
tidak pernah membuka, tetapi memang saya setiap kali membuka LKS mapel eksakta
saya seperti tidak pernah melihat sebelumnya karena saking tidak pahamnya
dengan pelajaran.
Di sisi lain, saya justru malah semakin terasah kemampuan
berbahasa Inggris saya, terbukti beberapa kali ikut lomba bahasa Inggris di MA
dan sempat jadi semacam ketua di ekstrakurikuler bahasa Inggris di MA.
Di samping itu kemampuan bahasa Arab saya juga semakin meningkat karena memang
model pembelajaran yang sangat efektif diterapkan di MA saya sehingga saya
malah semakin jatuh cinta dengan bahasa Arab.
Kelas XI MA saya sangat ingat sekali, hari itu di suatu sore
di bulan September 2013 di sebuah Warnet saya sempat iseng mencari video bokep
pembelajaran bahasa Ibrani. Entah darimana ide itu datang tapi saya memang
sudah tertarik mempelajari bahasa Ibrani yang katanya bahasa orang-orang Yahudi
yang dikenal pinter-pinter (padahal mah biasa aja :v ). Sejak saat itulah saya
mulai belajar bahasa Ibrani secara otodidak. Juga saya sering berkomunikasi
dengan ‘pengagum’ bahasa Ibrani di facebook, jadi dikit-dikit ikut membantu
kemampuan berbahasa saya.
Masuk masa Kuliah.. saya kebetulan kuliah di jurusan Pendidikan
Bahasa Arab (asalnya sih pengen masuk bahasa Inggris, tapi gagal, ya
kapan-kapan tak critani) otomatis lah, mau tidak mau saya dijojohi
materi bahasa Arab secara terstruktur, sistematis dan masif lah. Di sini
kemampuan bahasa Arab saya terus berkembang hingga sekarang dan saya belum
menemukan kepuasan dengan kemampuan ini. Di samping itu, saya juga bergabung di
sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa di Fakultas saya, namanya Lembaga Studi Bahasa
biasa disingkat LSB, benderanya ada 2 orang salaman. Hehehe. Ya kebetulan saya
jadi ketuanya di periode 2017 ini (lagi-lagi kebetulan, kapan-kapan tak
critani neh). Di UKM ini saya bukan hanya belajar dan terkadang
mengajar bahasa Arab saja, tetapi bahasa Inggris juga menjadi concern
sehingga meskipun di jurusan Bahasa Arab, insya Allah Bahasa Inggris saya tidak
luntur.
Seiring berjalannya waktu, saya sejak September 2016 lalu
juga ikut nimbrung di komunitas Polyglot Indonesia Semarang. Awalnya sih pengen
cari kenalan gitu buat belajar bahasa Ibrani bareng, sukur-sukur nemu cewek,
tapi ya apa daya ga nemu. Boro-boro cewek, table ibrani saja tidak ada. Ya
sejak saat itu saya malah mulai jatuh cinta dengan kamu bahasa Belanda.
Kenapa? Karena saya pikir, semarang itu kan katanya Little Nederland, ya
mungkin saya dapat menemukan sensasi
sendiri saat mempelajari bahasa belanda di kota semarang. Seperti seolah-olah
naik mesin waktu kembali ke jaman kolonial gitulah rasanya.
Selain lima bahasa tadi, saya juga pernah iseng-iseng saja
sih, belajar bahasa Yunani (biar kayak filsuf lah), Aram (ini bahasa ibu dari
Nabi Isa a.k.a Yesus Christ. Bahasa ini lebih dikenal dengan bahasa Suryani)
dan juga bahasa Rusia (udah sempet download daftar hurufnya dan disimpen di PC,
tapi setelah dilihat-lihat rasanya pengen muntah, haha mungkin belum waktunya).
Jadi total saya menguasai Jawa (dengan segala logat dan tingkatannya),
Indonesia, Arab (standard arabic sama Mesir), Inggris (American, British dan
sedikit Australian), Ibrani (ibrani alkitab terutama) dan Belanda (basic
banget).
Keceeh
BalasHapusBetMGM.casino - DMC Newsroom
BalasHapusCasino games. BetMGM, the 군산 출장샵 sports betting and live 김제 출장안마 dealer gaming division of MGM Resorts International, is one of 원주 출장샵 the premier brands in the 경기도 출장마사지 business. 안동 출장마사지