Minggu, 21 Juni 2015

Kaum Sakit Hati dan Keislaman Jokowi

#NjajalNgomongPolitik :v
prinsipnya adalah apapun yang dikeluarkan jokowi tentang islam itu SALAH..
cth:
isu Islam Nusantara, pada saat PBNU ada sebuah acara di masjid istiqlal dan dihadiri Jokowi, beliau bilang kalo Islamnya itu Islam Nusantara. Sontak, hal ini menuai banyak reaksi dari kaum sakit hati. Mereka menganggap tidak ada yang namanya Islam Nusantara, Islam ya Islam ga ada embel-embel Nusantaranya.

Padahal jauh sebelum Jokowi mengucapkan hal itu, semboyan Islam Nusantara sudah muncul bahkan sebelum NU merilis logo Muktamar NU ke-33 nya.

Islam Nusantara versi NU ini dikampanyekan untuk menentang proses Arabisasi Islam atau proses peng-Arab-an Islam yang muncul di Indonesia. NU ingin menunjukkan bahwa yang berbau Islam belum tentu harus berbau arab, karena agama Islam adalah agama bagi seluruh alam sehingga tidak mutlak yang namanya Islam harus Arab. Terlebih lagi, Islam Nusantara ini sebenarnya sudah muncul jauh sebelum NU dan Bangsa Indonesia ini lahir. Karena sejak jaman walisongo pada abad 14 M juga para walisongo sudah menyerukan Pribumisasi Islam. Sehingga Islam Nusantara adalah ciri khas Islam yang dimiliki bangsa Nusantara jauh sebelum Indonesia berdiri.

Termasuk pula di dalamnya adalah penggunaan langgam jawa pada pembacaan ayat suci Al-Quran. Sama seperti kasus yang saya sampaikan tadi, banyak kaum sakit hati dan gagal move on juga tidak menyetujui hal ini dan penggunaan langgam jawa dianggap sebagai bentuk liberalisasi beragama.

Padahal jika kita telisik lebih jauh, penggunaan langgam (bukan hanya jawa) ketika membacakan Al-Quran juga sudah ada jauh sebelum Jokowi jadi presiden. Di kampung-kampung banyak para Ulama dan Kiai kampung ketika mengimami solat banyak sekali yang membaca al-Quran tidak mengikuti nada-nada qiraah arab dan lebih suka memakai nada qiraah lokal. Tetapi mengapa isu tersebut baru panas belakangan ini? kenapa tidak sejak jaman walisongo saja isu ini memanas yang notabene jaman dulu masih banyak ulama yang tingkat keilmuannya jauh lebih paham islam dibanding ustadz2 KW saat ini?

Melihat dari dua kasus diatas satu hal yang bisa kita tarik kesimpulan adalah apapun yang dinyatakan Jokowi dan bawahannya yang berkaitan dengan Islam pasti akan menuai kecaman dan cercaan dari kaum sakit hati terutama dari kaum partai sapi yang selama ini dikenal anti NU. Terlebih lagi sekarang mereka tidak di pemerintahan, sehingga suara penolakannya juga pada hari ini terdengar cukup lantang meskipun objek yang ditolak serta dalil penolakannya terkesan terlalu dipaksakan.

Apakah mereka akan terus menjadi seperti ini, hidup dalam suasana hati penuh kebencian? ataukah sejenak melupakan kebencian dalam hati dan menghidupkan rasa cinta kepada Agama dan Negeri? entahlah, hanya ALLAH yang tahu. [#Muhtam]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar