Entah apakah kalian akan merindukanku atau tidak
Entah mungkinkah kalian akan bertanya kemanakah diriku atau tidak
Tak tahu harus ku katakan apa..
Di awal muncul di ufuk timur di ujung November lalu kalian memujaku, menyanjungku
Menganggap akulah sang dewa penerang langit diantara para bintang
Sang penunjuk arah dikala mentari sembunyi
Raja para bintang, penguasa langit malam
Kala mendung datang kalian bertanya kemanakah sinarku yang gagah itu
Bahkan kalian sempatkan berdoa pada Penciptaku untuk singkirkan mendung itu
Semua itu kalian lakukan dan terus lakukan hanya untuk melihatku
untuk melihat betapa hebatnya Dzat Pencipta dan Pengaturku
hahh..
Tapi itu dulu...
Dulu ketika orion masih berada di dekatku
Dulu ketika saturnus bersama rasi scorpius belum datang menyingkirkanku
Tapi kini, kalian lupa sudah lupa tuk menyapaku
Bahkan kalian tak tahu bintang yang mana kah diriku
Kini aku menyendiri, di ufuk barat di ketinggian amat sangat rendah
Bersama sinar mentari senja yang indah tetapi kejam membunuhku
Kalian lebih senang mengamati saturnus sang planet bercincin
Kalian lebih suka melihat rasi scorpius yang lebih besar dan indah dibanding Canis Majoris
Dan kini sinar Antares yang merah itu pun telah mengalahkan aura cahyaku
Dan kalian kini memuja sang Ibu Bintang, galaksi bimasakti yang membentang di langit selatan hingga utara
hmmm
Selamat tinggal...
Mungkin tak lama lagi kalian tidak akan menemukanku
Sebulan dua bulan lagi aku mungkin sudah dipelukan sang mentari
Berkonjungsi bersama sang raja langit
Dan takkan muncul lagi di kala senja menyapa
Hingga orion sang pemburu malam datang kembali
Di ufuk timur, di awal musim penghujan
Di akhir bulan November
Selamat tinggal...
aku tahu kalian takkan pernah merindukanku
tapi setidaknya kalian jangan pernah melupakanku
aku pasti kan muncul lagi di rasi yang sama
dengan magnitudo yang sama
suatu hari nanti di akhir November
Soneyan, 26 Juni 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar