Suara-suara itupun membisikan kata-kata ke telinga Burhan. Entah dari mana asal suara tersebut. Yang jelas kalimat yang selalu muncul adalah seperti ini..
"Kau adalah Tuhan.. Mereka bukanlah siapa-siapamu.. Habisi saja dan kita akan hidup bahagia Burhan!."
Suatu ketika Burhan melihat mantan pacarnya tengah berjalan bersama pacar barunya. Tiba-tiba suara aneh tersebut muncul lagi di kepalanya.
"Dia telah menyakitimu Burhan. Kau melihat kayu disana?"
"I.. Iyaa.." jawab Burhan
"Sekarang, ambillah dan pukul dia bersama pacar barunya!. Mereka sudah tidak layak lagi untuk hidup!."
"Tap.. tapi... bukankah itu namanya mem.. membunuh?" Dengan gemetar Burhan menjawab.
"Bukan Burhan yang hebat dan agung!. Kau ini adalah Tuhan. Dirimu berkuasa atas segala sesuatu termasuk hidup mereka. Jika dia pernah menyakitimu maka biarkanlah ia merasakan adzabmu Burhan."
Suara tersebut semakin keras memaksa Burhan untuk 'mengadzab' mantan pacarnya.
Dengan tertawa terbahak-bahak ia pun datang menghampiri mantan pacarnya itu.
"Eh.. Burhan.. A.. Apa kabar?" ucap Dwi.
"Ini siapa sayang?" sahut Yanto, pacar baru Dwi.
"Ini temanku, Burhan dulu sempat dekat."
"Oh salam kenal bung." Yanto mengulurkan tangannya tanda ingin berkenalan.
Tanpa banyak bicara Burhan pun langsung mengangkat Kayu yang ia ambil tadi. Ia memukulkannya ke kepala Yanto tepat di depan Dwi hingga Yanto terkapar tak sadarkan diri.
"Kau pantas menerimanya.. hehh hehehe.. hehe.. hehehe.." ucap Burhan dengan senang, matanya melotot melihat Dwi..
"Aaaarrggghhhh... Yantooo...!!" Dwi pun langsung menghampiri Yanto yang tengah terkapar berdarah-darah.
"Apa-apaan ini Burhan?. Kau sudah gila ya?." ucap Dwi dengan menangis.
"Hehehehehe... kau pun bahkan tidak pantas lagi untuk hidup dan menyembahku Dwi!."
"Kini rasakanlah murkaku!!."
Burhan pun mengangkat kayunya lagi dan tanpa pikir panjang ia pun menghantamkannya ke kepala Dewi berkali-kali. Dewi pun langsung tergeletak di samping Yanto.
Seketika Burhan sadar atas apa yang telah dilakukannya.
"Tid.. tidak..!, a.. aku.. membunuh Dewi..? mati aku!." ucapnya.
"Ia pantas mendapatkannya Burhan." tiba-tiba suara itupun muncul lagi.
"Biarkan dia merasakan adzabmu. Kau adalah Tuhan. Tidak ada yang menghalangimu."
Ekspresi Burhan yang semula sempat sedih kini berubah senang lagi. Ia pun tersenyum dan memukulkan kayunya lagi ke jasad Dwi dan Yanto berkali-kali.
Kini ia pun merasa terbang setelah mengetahui bahwa dirinya adalah Tuhan. Ia pun menuju rumah orang tuanya. Ia ingin membalaskan dendamnya ke orang tuanya. Dengan tangan diayun-ayunkan bak merpati ia pun terbang.
Di sudut jalan, seorang pengemudi Truk JNE tengah terburu-buru mengantarkan paket. Saking cepatnya ia mengemudi bahkan sempat tidak memperhatikan jalan karena ia sudah hafal melewati jalan hutan itu. Untuk waktu-waktu sore seperti ini memang jalan tersebut sangat sepi ditambah jalannya yang lurus sehingga ia tidak khawatir menabrak mobil lain.
Baru sebentar memasuki jalan itu, tiba-tiba handphonenya berbunyi. Tampak istrinya menelfon. Ia pun mengangkatnya.
"Iya mamah, ada apa?" ucapnya
"Papah, jangan lupa nanti malam anterin si Dina ke pesta balet ya?" jawab suara di hp itu.
"Iya, ini papah lagi sibutk, nanti Isya paling papah sudah di rumah. Salam buat Dina. Papah sayaang.."
Belum selesai ia berbicara, tiba-tiba tampak seseorang tengah berjalan membawa kayu dengan bekas darah tertawa di tengah jalan. Karena panik ia pun menginjak rem dan membanting setirnya ke kanan.
"Cuuuiiiittt...."
"Bruaaaakkkk!!!"
Truknya pun oleng dan terjungkir menghantam pria tersebut. Truknya rusak berat dan ia terjebak di dalam truk. Ia mengalami pendarahan yang sangat hebat di kepalanya.
Rasa sakit pun menggerogoti kepala dan sekujur tubuhnya. Ia melihat sekitarnya mulai menggelap, badannya mulai terasa dingin hingga ia tidak dapat merasakan apa-apa.
Hpnya yang masih tersambung dengan istrinya itupun berbunyi.
"Papah..? ada apa papah?"
Dengan berat ia menjawabnya..
"Papah sa.. sayaangg.. sayang kaian.."
Ia pun mati seketika di sana. Dua jam kemudian polisi baru tiba di lokasi dan mengevakuasi para korban tewas termasuk Dwi dan Yanto yang menjadi korban Burhan.
#tamat #cerpen #psikopat
Aku adalah Tuhan :v
BalasHapus