Sabtu, 16 Juli 2016

Serial Cerbung: Kolor Ijo (2016) #1

Mitos kolor ijo yang lama beredar di masyarakat belakangan ini sebenarnya adalah seorang mahasiswa teknik nuklir UGM bernama Herman yang terpapar radiasi nuklirnya yang gagal beberapa waktu lalu. Ia bersama dosen pembimbingnya prof Romli sempat dirawat di rumah sakit selama sebulan. Beruntung Herman yang sempat terkena gelombang kejut ledakan nano nuklir di labnya berhasil selamat dari cidera yang serius. Namun malang bagi prof. Romli, wajahnya mengalami 75% luka bakar dan terpapar radiasi nuklir serius sehingga perlu perawatan yang lebih lanjut.

Berdasarkan cerita yang sempat beredar, sebelumnya Herman bersama prof Romli tengah mengadakan uji coba di dalam laboratorium teknik nuklir. Mereka berdua tengah meneliti manfaat dan efektivitas nuklir untuk digunakan sebagai bahan pembersih rumah tangga.



"Ujicoba NN/D-13.. operator cek!" ucap prof Romli..
"Operator cek!" sahut Herman.
"Ayo kita lakukan.. semoga saja kali ini kita berhasil."
"Ujicoba NN/D-13 dengan obyek piring kotor dimulai.."

*syiuuuutttt* suara reaktor nanonuklir mulai bereaksi. Sinar putih yang ditembakkan reaktor pada piring tsb mulai muncul.

"Bakteri mulai terkikis pak." ucap Herman

Prof Romli pun tersenyum senang. Akhirnya usahanya yang selama hampir setahun ini berhasil. Belum sempat ia bergumam atas kesenangannya itu, tiba-tiba..

"Craanggg!!" piring seketika pecah..
"Objek NN/D-13 hancur.. Ujicoba NN/D-13 gagal." lapor Herman kepada profesor.

Wajah prof Romli yang awalnya tersenyum senang tiba-tiba murung kembali. Ia bingung tidak tahu harus bagaimana lagi. Sudah hampir setahun ia melakukan penelitian dan ia juga telah menghabiskan banyak dana dari pemerintah tetapi tetap saja tidak membuahkan hasil. Kini tesisnya tentang manfaat nano nuklir sebagai pembersih rumah tangga terancam gagal total.

Ia pun merintihkan air matanya ke meja di belakang panel reaktor. Ia terus memikirkan karir akademiknya. Dalam hati ia berkata..

"Kenapa?? kenapa gagal lagi??.. Apanya yang salah??"

"Sudah larut malam profesor. Sebaiknya kita pulang saja dulu. Besok pagi kita teruskan." saran Herman sembari menepuk pundak profesor Romli yang tengah galau.

Prof Romli pun menoleh ke Herman dan mengusap air matanya. Dengan senyum berat ia berkata

"Iya, sebaiknya kita cukupkan saja dulu.."

Ia pun bergegas mengemasi barang-barangnya. Sementara Herman berjalan menuju jembatan ke arah reaktor untuk mematikan reaktor. ‪#‎bersambung‬ ‪#‎kolorijo‬

Tidak ada komentar:

Posting Komentar